BAB 1
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Tumbuh dan berkembang merupakan salah satu ciri dari mahluk
hidup. Setiap yang bernyawa akan mengalami hal itu. Mahluk hidup akan tumbuh
dewasa bila pertumbuhan dan perkembangannya dapat berjalan dengan selaras dan
seimbang baik secara fisik maupun mentalnya.
B.
Tujuan
Tujuan di buatnya makalah ini adalah
untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan pada hewan dan tumbuhan, faktor
apa saja yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada makhluk hidup dan bagaimana
proses pertumbuhan dan perkembangan pada makhluk hidup.
C.
Rumusan Masalah
1.
Apa
pengertian pertumbuhan dan perkembangan?
2.
Apa
saja faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup?
3.
Bagaimana
pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan?
4.
Bagaimana
pertumbuhan dan perkembangan pada hewan?
5.
Bagaimana
pertumbuhan dan perkembangan pada manusia?
BAB
2
PEMBAHASAN
A.
Pertumbuhan
dan Perkembangan
1.
Pengertian
Pertumbuhan dan Perkembangan
·
Pertumbuhan
adalah suatu proses penambahan jumlah dan volume sel pada makhluk hidup yang bersifat
kuantitatif dan irreversibel.
·
Perkembangan
adalah suatu proses menuju tingkat kedewasaan yang bersifat kualitatif.
2.
Ciri-Ciri
Pertumbuhan dan Perkembangan
a.
Ciri-Ciri
Pertumbuhan
·
Bersifat
kuantitatif (dapat dihitung atau dapat dinyatakan dalam suatu bilangan)
·
Bersifat
irreversible (tidak dapat kembali ke bentuk semula)
·
Terdapat
jaringan meristem pada tumbuhan
b.
Ciri-Ciri
Perkembangan
·
Bersifat
Kualitatif (tidak dapat dihitung)
·
Terdapat
pada alat perkembangbiakan atau reproduksi
B.
Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan
1.
Faktor
Dalam Tubuh Makhluk Hidup (Internal)
a.
Gen
Gen adalah substansi/materi pembawa sifat yang diturunkan
dari induk kepada anakannya. Gen mempengaruhi ciri dan sifat makhluk hidup,
misalnya bentuk tubuh, tinggi tubuh, warna kulit, warna bunga, warna bulu, rasa
buah, dan sebagainya.
b.
Hormon
Hormon merupakan zat yang dihasilkan makhluk hidup yang
berfungsi untuk mengendalikan berbagai fungsi di dalam tubuh. Meskipun kadarnya
sedikit, hormon memberikan pengaruh yang nyata dalam pengaturan berbagai proses
dalam tubuh.
1)
Hormon
pada tumbuhan
Hormon pada tumbuhan sering disebut fitohormon. Beberapa di
antaranya adalah auksin, sitokinin, giberelin, etilen, dan asam absisat.
a)
Auksin, berfungsi untuk memacu perpanjangan sel, merangsang
pembentukan bunga, buah, dan mengaktifkan kambium untuk membentuk sel-sel baru.
b)
Sitokinin, memacu pembelahan sel serta mempercepat pembentukan akar
dan tunas.
c)
Giberelin, merangsang pembelahan dan pembesaran sel serta merangsang
perkecambahan biji. Pada tumbuhan tertentu, giberelin dapat menyebabkan
munculnya bunga lebih cepat dan tinggi tanaman melebihi tanaman normal.
d)
Etilen, berperan untuk menghambat pemanjangan batang, mempercepat
penuaan buah, dan menyebabkan penuaan daun.
e)
Asam absisat berperan dalam proses perontokan daun.
2)
Hormon
pada hewan
Beberapa
hormon pertumbuhan pada hewan adalah sebagai berikut.
a)
Tiroksin, mengendalikan pertumbuhan hewan. Pada katak hormon ini
merangsang dimulainya proses metamorfosis.
b)
Somatomedin, mempengaruhi pertumbuhan tulang.
c)
Ekdison dan juvenil, mempengaruhi perkembangan fase larva dan fase dewasa,
khususnya pada hewan Invertebrata.
3)
Hormon
pada manusia
Beberapa
hormon pertumbuhan pada manusia antara lain sebagai berikut :
a)
Hormon tiroksin, dihasilkan oleh kelenjar gondok/tiroid. Hormon ini
memengaruhi pertumbuhan, perkembangan, dan metabolisme karbohidrat dalam tubuh.
Kekurangan hormon ini dapat mengakibatkan mixoedema yaitu kegemukan.
b)
Hormon pertumbuhan (Growth hormon - GH), hormon ini dihasilkan oleh
hipofisis bagian depan. Hormon ini disebut juga hormon somatotropin (STH). Peranannya adalah memengaruhi
kecepatan pertumbuhan seseorang. Seorang anak tidak akan tumbuh dengan normal
jika kekurangan hormon pertumbuhan. Pada masa pertumbuhan, kelebihan hormon ini
akan mengakibatkan pertumbuhan raksasa (gigantisme), sebaliknya jika kekurangan akan menyebabkan
kerdil (kretinisme). Jika
kelebihan hormon terjadi setelah dewasa, akan menyebabkan membesarnya bagian
tubuh tertentu, seperti pada hidung atau telinga. Kelainan ini disebut akromegali.
c)
Hormon testosteron, mengatur perkembangan organ reproduksi dan munculnya
tanda-tanda kelamin sekunder pada pria.
d)
Hormon estrogen/progresteron, mengatur perkembangan organ
reproduksi dan munculnya tanda-tanda kelamin sekunder pada wanita.
2.
Faktor
Luar Tubuh Makhluk Hidup (Eksternal)
Faktor luar yang mempengaruhi proses pertumbuhan dan
perkembangan makhluk hidup berasal dari faktor lingkungan. Beberapa faktor
lingkungan yang memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup adalah
sebagai berikut :
a.
Makanan atau Nutrisi
Makanan merupakan bahan baku dan sumber energi yang
digunakan untuk aktivitas, perumbuhan dan perkembangan makhluk hidup. Kualitas
dan kuantitas makanan akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan makhluk
hidup. Zat gizi yang diperlukan manusia dan hewan adalah karbohidrat, protein,
lemak, vitamin, dan mineral. Sedangkan bagi tumbuhan, nutrisi yang diperlukan
berupa air dan zat hara yang terlarut dalam air maupun yang diperoleh dari
udara.
b.
Suhu
Semua makhluk hidup membutuhkan suhu yang sesuai untuk
menunjang pertumbuhan dan perkembangannya. Suhu ini disebut suhu optimum,
misalnya suhu tubuh manusia yang normal adalah sekitar 37°C. Jenis bunga mawar
yang tumbuh dan berbunga dengan baik di pegunungan yang sejuk, ketika ditanam
di daerah pantai yang panas pertumbuhannya menjadi lambat dan tidak
menghasilkan bunga yang seindah sebelumnya.
c.
Cahaya
Cahaya berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan
makhluk hidup. Tumbuhan sangat membutuhkan cahaya matahari untuk fotosintesis.
d.
Air
Air merupakan faktor penting untuk pertumbuhan dan
perkembangan. Air sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup. Tanpa air, makhluk
hidup tidak dapat bertahan hidup. Air merupakan tempat berlangsungnya
reaksi-reaksi kimia di dalam tubuh. Tanpa air, reaksi kimia dalam sel-sel tubuh
tidak akan terjadi sehingga makhluk hidup tersebut akan mati.
C.
Pertumbuhan
dan Perkembangan Pada Tumbuhan
Pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan terdiri atas
pertumbuhan primer dan pertumbuhan skunder
1.
Pertumbuhan
Primer
Terbentuknya bunga, dimulai dari alat kelamin betina atau
putik yang mengandung sel telur (ovarium) lalu dibuahi oleh alat kelamin jantan
atau benang sari yang mengandung sel sperma dan akhirnya membentuk lembaga atau
zigot. Sel induk lembaga atau zigot ini mengalami proses perkembangan yang
ditandai dengan adanya periode perlambatan pertumbuhan atau tidak ada sama
sekali pertumbuhan, sehingga bentuk zigot tidak mengalami perubahan atau tidak
mengalami pertambahan ukuran panjang.
Proses perkembangan zigot dimulai dari sel induk yang
membelah secara meiosis menghasilkan empat sel haploid, artinya satu sel besar
dan tiga sel kecil yang melebur/melarut ke dalam sel besar. Selanjutnya sel
haploid itu menyusun atau mengumpulkan energi dari zat-zat makanan untuk
melakukan pembelahan berikutnya secara mitosis.
Pembelahan mitosis sebenarnya adalah awal dimulainya proses
pertumbuhan embrionik yang ditandai dengan adanya periode percepatan
pertumbuhan akibat terjadinya pembelahan sel bertahap secara cepat dan terus
menerus menghasilkan dua sel, empat sel, delapan sel, enam belas sel dan
seterusnya, sehingga terjadi penambahan/pemanjangan ukuran selnya. Selanjutnya
membentuk kumpulan atau kelompok yang tumbuh menjadi embrio atau jaringan
meristem atau jaringan embrional, kemudian jaringan meristem ini tumbuh dan
berkembang menjadi kecambah hingga dewasa.
a.
Pertumbuhan pada embrio
Proses pertumbuhan dan perkembangan embrio pada tumbuhan
sering disebut sebagai perkecambahan. Perkecambahan merupakan permulaan atau
awal pertumbuhan embrio didalam biji. Biji yang berkecambah dapat membentuk
planula karena didalamnya mengandung embrio. Embrio atau lembaga mempunyai tiga
bagian, yaitu radikula (akar lembaga), kotiledon (daun lembaga), kaulikalus
(batang lembaga).
Pada
perkecambahan ada dua jenis :
1)
Perkecambahan epigeal
Hipokotil tumbuh memanjang yang mengakibatkan kotiledon dan
plumula sampai keluar ke permukaan tanah, sehingga kotiledon terdapat diatas
tanah.
2)
Perkecambahan hipogeal
Terjadinya pertumbuhan memanjang dari epikotil sehingga
menyebabkan plumula dan menembus pada kulit bijinya yang nantinya akan muncul
diatas tanah, sedangkan kotiledonya masih didalam tanah.
b.
Pertumbuhan pada ujung akar
Setelah proses perkecambahan, akan terbentuk tanaman muda
dan pertumbuhan selanjutnya akan ditentukan oleh aktivitas dari jaringan
meristem yang terdapat pada titik tumbuh. Jaringan meristem primer ini terdapat
pada ujung akar dan ujung batang yang sangat memungkinkan bertambah tinggi atau
panjangnya tanaman.
Pada akar terdapat daerah pembelahan sel, daerah ini
terdapat dibagian ujung. Sel-sel pada daerah ini aktif membelah dan sifatnya
tetap meristematik. Dibelakang daerah pembelahan merupakan daerah yang tiap
selnya memiliki aktivitas untuk membesar dan memanjang, daerah ini dinamakan
daerah pemanjangan sel.
Setelah sel-selnya membelah dan memanjang maka sel-selnya
akan terdiferensiasi menjadi sel-sel yang memiliki struktur dan fungsi yang
khusus. Daerah ini disebut sebagai daerah diferensiasi . kemudian sel-sel
dibelakang titik tumbuh akan membentang dan terdiferensiasi menjadi
jaringan-jaringan akar yaitu epidermis, korteks, endodermis dan silinder pusat.
c.
Pertumbuhan pada ujung batang
Sama halnya dengan akar, pada ujung batang juga terdapat titik
tumbuh. Titik tumbuh batang dilindungi oleh balutan bakal daunnya. Pertumbuhan
dan perkembangan sama halnya dengan terjadi pada akar, yaitu terdapat daerah
pembelahan (meristematik), daerah pemanjangan dan daerah diferensiasi.
Pada ujung batang di titik tumbuh (meristem apikal) terdapat
bakal daun. Pada bagian atas daun tumbuh lebih lambat dibandingkan dengan
permukaan bawah daun, sehingga daun yang muda akan melengkung di atas titik
tumbuh.
Pada daerah pemanjangan, sel-selnya akan tumbuh membesar dan
memanjang serta jaringan pembuluh sudah mulai tambak. Pada daerah diferensiasi
akan membentuk beberapa jaringan yaitu epidermis, korteks, dan silinder pusat.
Setelah
pertumbuhan tanaman muda sehingga mencapai tanaman dewasa, proses pertumbuhan
tanaman menjadi melambat atau disebut periode perlambatan yang ditandai dengan
pertumbuhannya menjadi melambat atau bahkan sama sekali tidak terjadi
pertumbuhan. Pada periode tersebut, sebenarnya tumbuhan itu sedang memasuki
masa perkembangannya menuju tanaman dewasa yang ditandai dengan tidak adanya
penambahan panjang atau ukurannya, tetapi sedang berkembang menuju pada
kedewasaannya.
Ciri-ciri suatu tumbuhan dikatakan dewasa yaitu ditandai
dengan terbentuknya bunga. Pada bunga inilah terdapat ala kelamin betina berupa
putik maupun ala kelamin jantan yaitu benang sari yang berfungsi sebagai alat
perkembangbiakan suatu tumbuhan. Setelah terjadi persarian (penyerbukan), putik
oleh benang sari akan dihasilkan buah berbiji dan biji inilah yang nantinya
akan tumbuh menjadi tumbuhan baru.
2.
Pertumbuhan
Sekunder
Setelah
mengalami pertumbuhan primer, tumbuhan akan mengalami pertumbuhan sekunder.
Pertumbuhan skunder hanya terjadi pada tumbuhan dikotil dan Gymnospermae.
Pada tumbuhan dikotil, selain terdapat jaringan meristem
primer juga terdapat jaringan sekunder. Pertumbuhan skunder terdapat pada
jaringan meristem sekunder berupa kambium gabus atau gabus. Fungsi
kambium gabus adalah bagai perlindungan terhadap tumbuhan skunder yaitu
pertumbuhan organ tumbuhan menjadi bertambah besar ukurannya.
Pada awal pertumbuhan, kambium hanya terdapat pada jaringan
ikat pembuluh (vasis) yang disebut kambium intravaskuler atau kambium
vasis, kambium ini dapat tumbuh ke arah yang berlawanan, yaitu yang kearah luar
akan menjadi xilem dan yang tumbuh dalam akan menjadi floem. Selanjutnya pada
pertumbuhan sel jaringan parenkim yang berbeda di antara kambium intravaskuler
akan tumbuh dan berubah menjadi kambium baru yang di sebut kambium
itervaskuler.
Di dalam perkembangannya, kambium intervaskuler akan
tersambung dengan kambium intravaskuler. Yang membentuk suatu lingkaran
konsentrik, bentuk lingkaran konsentrik pada tumbuhan dikotil sering disebut
dengan lingkaran tahun.
3.
Metagenesis
Pada Tumbuhan
Metagenesis merupakan pergiliran daur hidup antara generasi
generatif dan generasi vegetatif. Biasanya kedua generasi ini berbeda
morfologinya. Metagenesis pada tumbuhan yang bisa kita lihat dengan jelas yaitu
pada tumbuhan lumut dan paku. Lumut dan paku memiliki generasi generatif yang
disebut gametofit dan generasi vegetatif yang disebut sporofit.
Tumbuhan lumut yang sering kita lihat merupakan generasi
gametofit. Generasi sporofitnya tergantung pada gametofit untuk memperoleh
nutrisi. Sedangkan tumbuhan paku yang sering kita lihat merupakan generasi
sporofit. Generasi sporofitnya yaitu protalium.
D.
Pertumbuhan
dan Perkembangan Pada Hewan
Pertumbuhan dan perkembangan pada hewan termasuk manusia
dapat dibedakan menjadi dua fase utama, yaitu pertumbuhan dan perkembangan
embrionik serta pertumbuhan dan perkembangan pasca embrionik.
1.
Pertumbuhan
dan Perkembangan Embrionik
Pertumbuhan dan perkembangan embrionik adalah fase
pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup selama masa embrio yang diawali
dengan peristiwa fertilisasi sampai dengan terbentuknya janin di dalam tubuh
induk betina. Fase fertilisasi adalah pertemuan antara sel sperma dengan sel
ovum dan akan menghasilkan zygote. Zygote akan melakukan pembelahan sel
(cleavage). Zigot selanjutnya mengalami pertumbuhan dan perkembangan melalui
tahap-tahap yaitu pembelahan, gastrulasi, dan organogenesis.
a.
Pembelahan (cleavage) dan Blastulasi
1)
Pembelahan
Zigot akan mengalami pembelahan secara mitosis, yaitu dari
satu sel menjadi dua sel, dua sel menjadi empat sel, empat sel menjadi delapan
sel, dan seterusnya. Pembelahan sel tersebut berlangsung cepat dan akan
menghasilkan sel-sel anak yang tetap terkumpul menjadi satu kesatuan yang
menyerupai buah anggur yang disebut morula. Dalam pertumbuhan selanjutnya,
morula akan menjadi blastula yang memiliki suatu rongga. Proses pembentukan
morula menjadi blastula disebut blastulasi.
Morula adalah suatu bentukan sel sperti bola (bulat) akibat
pembelahan sel terus menerus. Keberadaan antara satu dengan sel yang lain
adalah rapat. Morula memiliki dua kutub, yaitu:
·
Kutub
hewan (animal pole),
·
Kutub
tumbuhan (vegetal pole), yang berfungsi sebagai tempat cadangan makanan.
4)
Blastulasi
Blastulasi yaitu proses terbentuknya blastula. Blastula
adalah bentukan lanjutan dari morula yang terus mengalami pembelahan. Bentuk
blastula ditandai dengan mulai adanya perubahan sel dengan mengadakan pelekukan
yang tidak beraturan dan membentuk rongga (blastosol), dan didalam blastosol
tersebut terdapat cairan sel.
b.
Gasrtulasi
Gastrula adalah bentukan lanjutan dari blastula yang
pelekukan tubuhnya sudah semakin nyata dan mempunyai lapisan dinding tubuh
embrio serta rongga tubuh. Gastrula pada beberapa hewan tertentu, seperti hewan
tingkat rendah dan hewan tingkat tinggi, berbeda dalam hal jumlah lapisan
dinding tubuh embrionya.diantaranya yaitu:
1)
Triploblastik
Triploblastik yaitu hewan yang mempunyai 3 lapisan dinding
tubuh embrio, berupa ektoderm, mesoderm dan endoderm. Hal ini dimiliki oleh
hewan tingkat tinggi seperti Vermes, Mollusca, Arthropoda, Echinodermata dan
semua Vertebrata.
Triploblastik
di bedakan menjadi 3 jenis, yaitu :
· Triploblastik aselomata : tak
memiliki rongga tubuh
· Triploblastik pseudoselomata :
memiliki rongga tubuh yang semu
· Triploblastik selomata: memiliki
rongga tubuh yang sesungguhnya, yaitu basil pelipatan mesoderm
2)
Diploblastik
Diploblatik yaitu hewan yang mempunyai 2 lapisan dinding
tubuh embrio, berupa ektoderm dan endoderm. Dimiliki oleh hewan tingkat rendah
seperti Porifera dan Coelenterata. Gastrulasi yaitu proses pembentukan
gastrula.
Gastrulasi. Dalam perkembangan selanjutnya, blastula akan
menjadi gastrula. Proses pembentukan gastrula disebut gastrulasi. Pada bentuk
gastrula ini, embrio telah terbentuk menjadi tiga lapisan embrionik, yaitu
lapisan bagian luar (ektoderm), lapisan bagian tengah (mesoderm), dan lapisan
bagian dalam (endoderm). Jadi gastrulasi merupakan proses pembentukan tiga
lapisan embrionik. Dalam perkembangan selanjutnya lapisan embrionik akan
mengalami pertumbuhan dan perkembangan menghasilkan berbagai organ tubuh.
c.
Organogenesis
Organogenesis merupakan proses pembentukan alat-alat tubuh
atau organ seperti otak, jantung, paru-paru, ginjal, hati, dan sebagainya. Proses
ortganogenesis ini memiliki tiga bagian, yaitu:
1)
Ektoderm
akan mengalami diferensiasi menjadi kulit, rambut, sistem saraf, dan alat-alat
indera.
2)
Mesoderm
akan mengalami diferensiasi menjadi otot, rangka, alat reproduksi (seperti
testis dan ovarium), alat peredaran darah. Dan alat ekskresi.
3)
Endoderm
akan mengalami diferensiasi menjadi alat pencernaan, kelenjar yang berhubungan
dengan pencernaan, dan alat-alat pernapasan.
Organogenesis merupakan proses yang
sangat kompleks.
Pada mammalia, embrionya memiliki
selaput embrio, yaitu amnion, korion, sakus vitelinus, dan alantois. Selaput
embrio berfungsi melindungi embrio terhadap kekeringan, goncangan, membantu
pernapasan, ekskresi, serta fungsi penting lainnya selama berada di dalam rahim
induknya.
2.
Pertumbuhan
dan Perkembangan Pasca Embrionik
Pertumbuhan dan perkembangan pasca embrionik adalah
pertumbuhan dan perkembangan setelah masa embrio. Pada masa ini pertumbuhan dan
perkembangan yang terjadi terutama penyempurnaan alat-alat reproduksi
(alat-alat kelamin), dan biasanya pula hanya terjadi peningkatan ukuran
bagian-bagian tubuh saja.
Pada golongan hewan tertentu sebelum tumbuh menjadi hewan
dewasa, membentuk tahap larva terlebih dahulu. Pada golongan hewan tersebut
pertumbuhan dan perkembangan pasca embrionik merupakan tahap pembentukan larva
sebelum tumbuh dan berkembang menjadi hewan dewasa. Pertumbuhan dan
perkembangan pasca embrionik yang melalui tahap larva ini dikenal dengan
metamorfosis.
Contoh hewan yang mengalami metamorfosis adalah serangga dan katak.
a.
Metamorfosis
Metamorfosis adalah perubahan bentuk tubuh yang dialami oleh
hewan dari tahap larva hingga mencapai bentuk dewasa.
1)
Metamorfosis pada Serangga
Pada beberapa serangga seperti kupu-kupu, lalat, nyamuk,
lebah, dan kumbang, bentuk larva dan dewasa sering hampir tidak ada kemiripan.
Sedangkan pada beberapa serangga lainnya seperti belalang,
lipas (kecoa), dan jangkrik, bentuk larva (nimfa) mirip bentuk dewasa. Pada
proses metamorfosis terjadi proses fisik, yaitu pergantian kulit yang disebut
molting. Serangga biasanya mengalami empat kali molting. Pada proses ini
terjadi pembentukan kulit baru dan membentuk alat-alat tubuh yang diperlukan
menjelang dewasa. Pada bentuk dewasa (imago) telah terjadi perkembangan organ
reproduksi sehingga sudah mampu untuk bereproduksi.
Berdasarkan kemiripan bentuk larva dan dewasa, metamorfosis
pada serangga dapat dibedakan menjadi dua, yaitu metamorfosis sempurna dan
metamorfosis tidak sempurna.
· Metamorfosis
Sempurna (Holometabola)
Pada metamorfosis sempurna, serangga dalam daur hidupnya
mengalami perubahan-perubahan yang mencolok pada bentuk luar dan organ tubuh
dari berbagai stadiumnya. Metamorfosis sempurna perubahannya adalah sebagai
berikut :
Telur
larva pupa (kepompong) imago (dewasa).
Telur menetas menjadi larva. Larva umumnya mengalami molting
empat kali sehingga terbentuk larva stadium satu hingga larva stadium empat.
Contoh serangga yang mengalami metamorfosis sempurna antara lain : kupu-kupu,
lalat, nyamuk, lebah dan kumbang.
·
Metamorfosis
Tidak Sempurna (Hemimetabola)
Metamorfosis Tidak Sempurna (hemimetabola). Pada
metamorfosis tidak sempurna, serangga mengalami perubahan bentuk dari telur
hingga dewasa yang tidak mencolok dalam daur hidupnya.
·
Tidak
mengalami Metamorfosis (Ametabola)
Tidak
semua hewan dapat melakukan metamorfosis. Contohnya sapi, kijang, dll.
2)
Metamorfosis Katak
Pada awalnya, katak betina dewasa akan bertelur, kemudian
telur tersebut akan menetas setelah 10 hari. Setelah menetas, telur katak
tersebut menetas menjadi Berudu. Setelah berumur 2 hari, Berudu mempunyai
insang luar yang berbulu untuk bernapas. Setelah berumur 3 minggu insang berudu
akan tertutup oleh kulit. Menjelang umur 8 minggu, kaki belakang berudu akan
terbentuk kemudian membesar ketika kaki depan mulai muncul. Umur 12 minggu,
kaki depannya mulai berbentuk, ekornya menjadi pendek serta bernapas dengan
paru-paru. Setelah pertumbuhan anggota badannya sempurna, katak tersebut akan
berubah menjadi katak dewasa.
b.
Regenerasi
Regenerasi adalah
kemampuann memperbaiki sel, jaringan, atau bagian tubuh yang rusak, hilang,
atau mati. Regenasi pada hewan ada dua macam yaitu:
·
Regenerasi untuk memperbaiki bagiak
tubuh yang rusak. Contohnya pada ekor cecak
·
Regenerasi untuk membentuk individu
yang baru. Contohnya pada cacing pipih.
3.
Metagenesis
Pada Hewan
Metagenesis pada hewan pada dasarnya sama dengan metagenesis
pada tumbuhan. Hewan mengalami pergiliran generasi, yaitu fase generatif
(seksual) dan fase vegetatif (aseksual) secara bergantian. Hewan yang mengalami
metagenesis misalnya golongan Cnidaria. Contoh hewannya yaitu Hydra dan
Ubur-ubur. Perhatikan Gambar di bawah ini. Ubur-ubur memiliki dua fase dalam
daur hidupnya, yaitu medusa dan polip. Medusa merupakan fase seksual
(generatif) dan polip merupakan fase aseksual (vegetatif).
E.
Pertumbuhan
dan Perkembangan pada Manusia
Manusia mengalami dua tahap pertumbuhan dan perkembangan,
yaitu prakelahiran dan pascakelahiran. Berikut ini adalah uraian tentang
tahapan pertumbuhan prakelahiran dan pascakelahiran pada manusia.
1.
Pertumbuhan
Prakelahiran
Proses pertumbuhan dan perkembangan pada manusia dimulai
sejak terjadinya fertilisasi (pembuahan ovum oleh sperma) yang membentuk zigot.
Zigot terus membelah membentuk embrio. Berikut ini adalah pertumbuhan dan
perkembangan prakelahiran pada manusia.
a.
Fertilisasi
(Pembuahan)
Pada proses ini terjadi pembuahan antara sel telur dan sel
sperma yang menghasilkan zigot, secara genetik bisa laki-laki atau perempuan.
Dari satu sel tumbuh menjadi dua sel, empat sel, dan seterusnya. Sel-sel ini
akan membentuk tubuh embrio dan organ internal, organ luar, sakus amnio, dan
chorion.
b.
Hari ke-6 s.d 9
Pada fase ini, embrio akan menanamkan diri atau menempel
pada rahim ibunya.
c.
Minggu ke-2
Di sini terjadi pertumbuhan pertama sel-sel otak embrio.
Tubuh embrio terbentuk menjadi 3 lapisan. Lapisan luar (eksoderm) akan
berkembang menjadi lapisan luar kulit dan sistem saraf. Lapisan tengah
(mesoderm) akan berkembang menjadi pembuluh darah, tulang, kartilago, dan otot.
Lapisan dalam (endoderm) akan berkembang menjadi organ-organ dalam dan kelenjar-kelenjar.
d.
Minggu ke-3
Jantung embrio mulai berdenyut, semula hanya memiliki 1
ruang. Organ ini masih mengalami pertumbuhan dan perkembangan sampai seluruhnya
dapat berfungsi sepenuhnya. Otak dan tulang belakang terpisah. Otak terbagi
menjadi tiga segmen, yaitu otak depan, otak tengah, dan otak belakang. Plasenta
dan anggota badan, seperti lengan dan kaki mulai terbentuk.
e.
Minggu ke-4
Sirkulasi dari dan ke plasenta dimulai. Plasenta adalah
organ sistem sirkulasi antara ibu dan embrio. Melalui plasenta ini, ibu memberi
nutriens dan oksigen ke embrio. Tumbuh jari-jari pada tangan, memiliki kaki,
paha, dan alat organ dalam mulai tumbuh, seperti: lidah, esofagus, dan lambung.
Selain itu, ginjal, hati, kantung empedu, dan pankreas berkembang untuk
beberapa hari. Paru-paru mulai berkembang, kelenjar tiroid, dan lainnya
terbentuk. Muka, organ indera, dan organ reproduksi mulai terbentuk.
f.
Minggu ke-5
Bagian-bagian otak mengalami spesialisasi fungsi. 40 hari
gelombang otak bisa dideteksi. Telah terbentuk palate (lapisan dalam antara
mulut dengan lidah), lengkap dengan ujung gigi. Wajah sudah menyerupai bentuk
wajah manusia. Pada minggu ini, embrio mulai bergerak. Pergerakan awal ini
penting untuk perkembangan kesehatan otot.
g.
Minggu ke-6
Aktivitas sistem saraf bisa dicatat. Embrio terlihat seperti
bayi miniatur dan kepala terlihat lebih besar karena pertumbuhan otak cukup
cepat. Jari-jari embrio sudah jelas.
Wajah dan bibir-bibir sensitif terhadap sentuhan. Beberapa
sistem organ, seperti jantung dan sistem saraf (otak) siap berfungsi. Jari kaki
sudah jelas.
h.
Minggu ke-8
Embrio telah menjadi fetus karena telah selesai proses
organogenesis (perkembangan dan pembentukan organ). Alat genital fetus sensitif
terhadap sentuhan. Penutup mata mulai terbentuk (pelupuk mata).
i.
Minggu ke-10
Fetus telah sanggup mempertahankan kedudukan wajahnya dan
posisi menghisap ibu jari, membuat gerakan bernapas dan gerakan menelan.
Telapak tangan dan telapak kaki fetus sensitif terhadap sentuhan. Indera
penciuman mulai berkembang. Gerakan fetus biasanya konstan, dapat melangkah,
menendang, jungkir balik, meregangkan badan, dan menggerakkan lengan.
j.
Minggu ke-11 s.d 13
Sumsum tulang mulai memproduksi sel darah putih. Organ
reproduksi luar tampak. Minggu ke 11, penis dan klitoris tampak sama. Bagian
dalam telinga terbentuk, kemungkinan fetus bisa mendengar. Tulang mulai
mengalami proses osifikasi, menjadi keras seperti tulang orang dewasa, namun
fetus masih memiliki tulang yang lunak. Indera pengecap berkembang.
k.
Minggu ke-14
Fetus bereaksi terhadap suara dan ada reaksi bila mendengar.
Fetus bisa merasakan emosi ibu saat senang dan sedih. Ibu bisa merasakan
tendangan fetus yang kuat.
l.
Minggu ke-15 s.d 16
Sidik jari fetus telah ada, saraf telah dilapisi myelin, dan
seluruh tubuh fetus sensitif terhadap sentuhan.
m.
Minggu ke-19
Bayi masih berumur muda. Bila lahir pada saat ini, rentan
terhadap infeksi, sistem imun (kekebalan tubuh) belum sempurna, dan kemungkinan
ada masalah dalam pernapasan.
n.
Minggu ke-24
Pada umur ini, bila bayi lahir kemungkinan bisa bertahan
hidup di luar rahim.
o.
Minggu ke-38
Biasanya bayi lahir pada umur ini. Paru-paru bayi telah
berfungsi sepenuhnya dan sistem imun siap untuk menghadapi dunia luar.
2.
Pertumbuhan
Pascakelahiran
Setelah bayi lahir, tahap-tahap pertumbuhan dan perkembangan
manusia adalah masa balita dan anak-anak, masa remaja, masa dewasa, dan masa
tua (manula).
a.
Masa Balita dan Anak-Anak
Kelahiran merupakan perubahan lingkungan. Pertumbuhan dan
perkembangan yang terjadi setelah kelahiran merupakan suatu proses kelanjutan
dari proses perubahan dari embrio dan janin. Bayi sangat membutuhkan ASI (Air
Susu Ibu) untuk pertumbuhannya.Setelah bayi lahir, penyesuaian yang pertama
kali adalah pernapasan karena setelah lahir persediaan O2 dari ibu
terputus. Saat bayi lahir, perubahan mendadak antara udara yang hangat di dalam
rahim dengan udara luar yang dingin menyebabkan bayi menangis sehingga menarik
udara masuk paru-paru dan pernapasan pun dimulai.
Pada saat bayi lahir, gigi susu serta gigi seri telah ada
pada gusi. Namun, gigi susu biasanya tumbuh pada usia enam bulan atau tujuh
bulan. Gigi bawah tumbuh lebih dulu daripada gigi atas. Geraham pertama muncul
antara umur 12 dan 16 bulan, kemudian gigi taring menyusul.
Pada usia 1 bulan, bayi mulai membalikkan kepala, belajar
memfokuskan mata, serta mengkoordinasikan mata dengan mengikuti benda bergerak.
Usia 2 bulan mulai tersenyum. Selanjutnya, bayi mengkoordinasikan tangan untuk
memegang benda.
Umur 3 bulan, bayi sudah mulai belajar bersuara. Umur 6
bulan bayi sudah mulai dapat membedakan antara orang yang dikenalnya dan orang
asing. Memasuki umur 7 bulan, bayi mulai berputar, duduk, kemudian merangkak,
belajar berdiri sambil berpegangan. Selanjutnya, berdiri tanpa berpegangan di
akhir tahun pertama. Selain itu, mulai belajar meniru bermacam-macam bunyi yang
memiliki arti tertentu.
Tahun kedua, telah mengetahui hubungan dirinya dengan
keluarga, dan ingin mengetahui semuanya. Perhatian mudah teralihkan. Antara
umur 1 - 3 tahun, bayi belajar memusatkan perhatian dan minat pada benda-benda,
belajar untuk tidak tergantung pada orang lain. Perasaan cemas dan takut mulai
ada. Belajar lebih cepat, dapat berjalan, mulai berceloteh hingga
bercakap-cakap, menyelidiki rumah dan sekitarnya, serta belajar makan sendiri.
Antara umur 3 - 6 tahun, sifat keingintahuan sangat
menonjol. Banyak bertanya, kemampuan pengamatan bertambah dengan teratur
sehingga mulai mampu memecahkan teka-teki sederhana. Angan-angan anak
berkembang pesat, penuh imajinasi, misalnya teman main pura-pura, ayah
khayalan, dan meniru orang tua.
b.
Masa Remaja dan Masa Pubertas
Menjelang usia 6 - 11 tahun, mula-mula pertumbuhan badan
terjadi secara cepat, kemudian melambat. Anak mulai tidak tergantung orang tua,
mulai berkembang akal pengendalian diri. Membentuk kelompok dan kumpulan
tersendiri. Mulai berminat pada perilaku yang baik, dan teratur. Kecerdasan dan
pengertian berkembang, menyadari pentingnya belajar, mulai mengembangkan
cara-cara baru dalam membaca dan belajar.
Pada masa remaja terjadi perubahan dalam pertumbuhan fisik
yang meliputi pertumbuhan dan kematangan kepribadian. Masa ini merupakan tahap
manusia menuju kedewasaan sering disebut dengan masa pubertas.
Dalam masa pubertas ini, pertumbuhan badan terjadi sangat
cepat, masa ini adalah masa pematangan, baik pada laki-laki maupun perempuan.
Saat masa pubertas inilah laki-laki dan perempuan telah mampu menghasilkan
sperma dan ovum (sel telur) yang ditandai dengan ciri-ciri seks sekunder.
Masa pubertas pada perempuan biasanya terjadi pada usia 9 -
13 tahun. Perempuan akan bertambah tinggi dan badan yang gemuk menjadi ramping
dengan cepat.
Ciri-ciri seks sekunder pada perempuan yang dapat dilihat,
misalnya payudara membesar, panggul membesar, rambut tumbuh di sekitar alat
kelamin dan ketiak, kadang timbul jerawat. Selain itu, kematangan organ
reproduksi ditandai dengan mendapatkan haid (menstruasi) yang pertama. Hal ini
menandai adanya pelepasan pertama ovum dari indung telur. Pertambahan tinggi
badan melambat.
Masa pubertas pada laki-laki terjadi antara umur 10 - 14
tahun. Pada masa ini kematangan organ reproduksi ditandai dengan terbentuknya
sperma dan terjadi pengeluaran sperma pada saat tidur (mimpi basah).
Ciri-ciri seks sekunder pada laki-laki, misalnya tumbuh
rambut di sekitar alat kelamin, ketiak, tumbuh kumis, jenggot, tumbuh jakun,
suara menjadi besar, otot-otot membesar, dan dada menjadi bidang. Setelah usia
14 tahun, pertambahan tinggi akan berkurang atau melambat. Pada masa pubertas
kecerdasan berkembang cepat, kecepatan dan ketepatan keterampilan motorik menonjol,
dan perkembangan mental terbentuk.
c.
Masa Dewasa
Pada masa dewasa, pertumbuhan tinggi badan pada manusia
berhenti. Secara psikologis, manusia sudah matang dalam pemikiran mulai sadar
akan tanggung jawabnya. Memikirkan pentingnya pekerjaan dan pendidikan demi
masa depan, juga rencana untuk berkeluarga.
d.
Manula
Manusia tidak selamanya berada dalam puncak kekuatan.
Menjadi tua adalah proses yang biasa dialami semua makhluk hidup, termasuk
manusia. Manusia lanjut usia sering disebut manula.
Pada masa usia lanjut ini, kekuatan tumbuh tulang berkurang.
Jika cedera susah sembuh. Keadaan keseimbangan metabolisme tubuh berkurang,
penyembuhan luka berkurang kecepatannya, kerja organ-organ tubuh menurun,
berkurangnya elastisitas kulit, dan rambut memutih. Pada wanita (umur 48-50)
mengalami menopause, yaitu berakhirnya kemampuan organ reproduksi menghasilkan
ovum. Pada laki-laki kemampuan seksual kemungkinan menurun.
Penurunan yang teratur dalam hal penciuman, pendengaran,
penglihatan, dan ingatan. Pada masa usia lanjut sering terjadi gangguan
kesehatan. Hal ini tergantung pada manusia, bagaimana memelihara dan menjaga
kesehatan tubuhnya. Masa ini, tanggung jawab manusia biasanya sudah berkurang.
BAB
3
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Perkembangan makhluk hidup itu tak lebas dari Pertumbuhan
sedangkan pertumbuhan itu sendiri adalah suatu proses pertambahan ukuran, baik
volume, bobot, dan jumlah sel yang bersifat irreversible (tidak dapat kembali
ke asal). Sedangkan, perkembangan adalah perubahan atau diferensiasi sel menuju
keadaan yang lebih dewasa. Pertumbuhan dan perkembangan memiliki arti yang
sangat penting bagi makhluk hidup.
Pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan sangat di
pengaruhi oleh faktor genetik dan hormon, air dan nutrisi, cahaya, oksigen,
suhu, kelembapan, dan pH. Pertumbuhan pada hewan sering disebut juga
perkembangan, yaitu perkembangan dari zigot sampai dewasa. Pertumbuhan dimulai
dengan peleburan ovum (sel telur) dengan spermatozoa (sel sperma), dan
dihasilkan zigot. Zigot akan bermitosis terus-menerus. Sedangkan pada Manusia
itu mengalami dua tahap pertumbuhan dan perkembangan, yaitu prakelahiran dan
pascakelahiran.
B.
Kritik dan Saran
Dalam
menyusun makalah ini, kami menyadari banyak kesalahan yang terdapat di
dalamnya. Saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah
ini dikemudian hari.
DAFTAR PUSTAKA
http://ajiezaenulamry.blogspot.co.id/2015/09/makalah-tentang-pertumbuhan-dan.html