BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah
Pada
eraglobalisasi seperti sekarang ini komunikasi menjadi hal yang penting dalam
kehidupan manusia. Komunikasi yaitu berbicara itu sendiri merupakan cara
manusia untuk mengutarakan maksud dan tujuan. Tidak bisa dipungkiri bahwa
setiap manusia tidak akan pernah lepas dari komunikasi. Kemampuan dalam
berbicara tentunya dapat ditingkatkan dengan cara tertentu, sebagai calon guru
perlu mengetahui cara untuk meningkatkan kemampuan berbicara dalam proses
belajar mengajar itu sendiri untuk menunjang proses belajar mengajar di sekolah
nanti.
Kemampuan berbicara yang baik pula,
dapat menunjang kehidupan yang lebih baik di kemudian hari.
B. Perumusan masalah
1. Apa itu berbicara dan strategi?
2. Apa saja strategi dalam meningkatkan
kemampuan berbicara?
3. Bagaimana proses berbicara?
4. Aspek apa saja yang mempengaruhi
kemampuan berbicara?
5. Apa hubungannya menyimak dengan
berbicara?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu berbicara
dan strategi.
2. Untuk mengetahui langkah-langkah /
strategi meningkatkan kemampuan berbicara
3. Untuk mengetahui pentingnya memiliki
kemampuan berbicara yang baik.
4. Untuk mengetahui aspek berbicaara.
5. Untuk mengetahui hubungan antara
menyimak dengan berbicara.
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Kemampuan
Berbicara : Konsep dan Teori
Berbicara
adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk
mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan
(Tarigan, 1993 : 15).
Pendapat
yang sama disampaikan oleh Tarigan, dkk (1997 : 13). Mereka berpendapat bahwa
berbicara adalah keterampilan menyampaikan pesan melalui bahasa lisan kepada
orang lain.
Berbicara
merupakan suatu keterampilan, dan keterampilan tidak akan berkembang kalau
tidak dilatih secara terus menerus. Oleh karena itu, kepandaian berbicara tidak
akan dikuasai dengan baik tanpa dilatih. Apabila selalu dilatih, keterampilan
berbicara tentu akan semakin baik. Sebaliknya, kalau malu, ragu, atau takut
salah dalam berlatih berbicara, niscaya kepandaian atau keterampilan berbicara
itu semakin jauh dari penguasaan.
Dalam
kamus besar bahasa Indonesia, strategi bermakna rencana yang cermat mengenai
kegiatan untuk mencapai sasaran khusus.
Strategi
kompetensi disebut juga dengan strategi komunikasi atau communication
strategies (Thornburry, 2006: 29).
Ada
beberapa hal yang yang harus diperhatikan dalam strategi komunikasi yaitu:
1. Menggunakan kata-kata yang
banyak/tidak langsung (tidak to the point)
2. Mengubah kata-kata baru agar lebih
dikenal (penyerapan kata asing), contoh: mesjid
3. Menggunakan kata-kata yang umum atau
sudah dikenal.
4. Menggunakan ekspresi atau alih kode,
contoh:menggunakan bahasa jawa karma pada orang yang lebih tua.
5. Menggunakan gerak tubuh atau mimik
untuk meyakinkan maksud yang kita inginkan.
Strategi berbicara menurut Modul
untuk Profesional Persiapan Pengajaran Asisten dalam Bahasa Asing (Grace
Stovall Burkart, ed 1998.; Pusat Linguistik Terapan,).
1. Menggunakan
minimal tanggapan
Bahasa peserta didik yang kurang percaya diri dalam
kemampuan mereka untuk berpartisipasi dengan sukses dalam interaksi lisan
sering mendengarkan dalam keheningan sementara yang lain yang bicara. Salah
satu cara untuk mendorong peserta didik tersebut untuk mulai berpartisipasi
adalah untuk membantu mereka membangun suatu persediaan tanggapan minimal yang
mereka dapat digunakan dalam berbagai jenis pertukaran.. tanggapan tersebut
dapat sangat berguna untuk pemula.
Tanggapan
Minimal dapat diprediksi bahwa peserta percakapan digunakan untuk menunjukkan
pemahaman, perjanjian, keraguan, dan tanggapan lain untuk apa yang dikatakan
pembicara lain.. Memiliki stok tanggapan tersebut memungkinkan pelajar untuk
fokus pada apa peserta lain katakan, tanpa harus secara simultan rencana
tanggapan.
2.
Menggunakan bahasa untuk berbicara tentang bahasa
Bahasa
peserta didik sering terlalu malu atau malu untuk mengatakan sesuatu ketika
mereka tidak mengerti pembicara lain atau ketika mereka menyadari bahwa mitra
percakapan tidak mengerti mereka. Guru dapat membantu siswa mengatasi
keengganan ini dengan meyakinkan mereka bahwa kesalahpahaman dan kebutuhan
untuk klarifikasi dapat terjadi pada berbagai tipe interaksi, apapun bahasa
peserta tingkat keterampilan. Guru juga dapat memberikan strategi siswa dan
frase yang digunakan untuk klarifikasi dan cek pemahaman.
Dengan mendorong siswa untuk menggunakan frase
klarifikasi di kelas saat terjadi kesalahpahaman, dan dengan menanggapi positif
ketika mereka melakukannya, guru dapat menciptakan lingkungan praktek otentik
di dalam kelas itu sendiri. Ketika mereka mengembangkan kontrol dari strategi
berbagai klarifikasi, siswa akan mendapatkan kepercayaan diri dalam kemampuan
mereka untuk mengelola berbagai situasi komunikasi yang mungkin mereka hadapi
di luar kelas.
Setelah
mengetahui langkah-langkah atau strategi dalam meningkatkan kemampuan
berbicara, maka kemampuan berbicara diharapkan dapat meningkat.
Kemampuan
berbicara sangat penting dalam kehidupan manusia pada umumnya. Kemampuan
berbicara yang baik dapat menunjang segala aktifitas yang ada, contohnya:
1.
Sebagai
calon guru tentunya harus memiliki kemampuan berbicara yang baik agar dalam
menyampaikan materi kepada siswa akan berjalan dengan baik.
2.
Ketika
dihadapkan pada suatu forum, seminar dan diskusi dipastikan sang partisipan
harus memiliki kemampuan berbicara yang sangat baik. Karena di dalam forum
tersebut tentunya sang partisipan diajak unuk berargumen yang didukung dengan
kemampuan berbicara yang baik.
3.
Pada
situasi wawancara, kemampuan berbicara yang baik tentu diperlukan untuk
menunjang kemampuan menjawab pertanyaan dalam wawancara.
Dari
ketiga contoh di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa kemampuan berbicara yang
baik sangat penting dalam setiap situasi tertentu.
B. Proses
berbicara
Dalam
proses belajar berbahasa disekolah, anak-anak mengembangkan kemampuan secara
vertikal tidak hanya horizontal. Maksudnya, mereka sudah dapat mengungkapkan
pesan secara lengkap meskipun belum lengkap secara strukturnya menjadi benar,
pilihan katanya semakain tepat, kalimat-kalimatnya semakin bervarias, dan
sebagainya. Dengan kata lain, perkembangan tersebut tidak secara horizontal
mulai dari fonem, kata, frase, kalimat, dan wacana seperti halnya jenis tataran
linguistik.
Bentuk
aktivitas yang dapat dilakukan di dalam kelas untuk meningkatkan kemampuan
berbahasa lisan siswa antara lain : memberikan pendapat atau tanggapan pribadi,
bercerita, menggambarkan orang atau barang, menggambarkan posisi, menggambarkan
proses, memberikan penjelasan, menyampaikan atau mendukung argumentasi.
C. Aspek
yang mempengaruhi kemampuan berbicara
Dalam
rangka pembinaan keterampilan berbicara, hal yang perlu mendapat perhatian guru
dalam keefektifan berbicara menurut Arsyad ada dua aspek, yakni : aspek
kebahasaan mencakup : (a) lafal, (b) intonasi, tekanan, dan ritme, dan (c)
penggunaan kata dan kalimat, dan aspek non-kebahasaan yang mencakup : (a)
kenyaringan suara, (b) kelancaran, (c) sikap berbicara, (d) gerak dan mimik,
(e) penalaran, (f) santun berbicara.
Jalongo
(1992) menyatakan pendapatnya bahwa dalam praktek berbahsa baik dalam bentuk
reseptif maupun produktif/ekspresif komponen kebahasaan akan selalu muncul. Komponen
kebahasaan tersebut adalah : (a) fonologi, (b) sintaksis, (c) semantik, dan (d)
pragmatik.
Berkaitan
dengan kemampuan fonologis anak di tuntut untuk menguasai sistem bunyi. Tingkah
laku yang tampak pada anak adalah pemahaman serta pemproduksian bunyi-bunyi
lingual, seperti tekanan, nada, kesenyapan, atau ciri-ciri prosodi yang lain.
Komponen
sintaksis menurut penguasaan gramatikal. Tingkah laku sintatik padda diri anak
adalah pengenalan struktur ucapan, serta pemproduksian kecepatan struktur
ujaran.
Komponen
semantik berkaitan dengan penguasaan sistem makna. Tingkah laku semantik pada
diri anak adalah pemahaman akan makna, sedangkan produksinyaa berupa ujaran
yang bermakna. Sedangkan komponen pragmatik menurut anak akan sistem interaksi
sosial makna. Tingkah laku pragmatik yang tampak pada diri anak adalah pemahaman terhadap implikasi sosial
dari suatu ujaran. Produksinya berupaa ujaran-ujaran yang sesuai denagn situasi
sosial, situasi sosial itu berhubungan dengan : (a) siapa yang berbicara, (b)
dengan siapa berbicara, (c) apa yang dibicarakan, (d) bagaimana membicarakan,
(e) kapan dan dimana dibicarakan, (f) menggunakan media apa dalam membicarakan
(Hymes,1971).
Dari aspek
kebahasaan dan non-kebahasaan yang telah disebutkan diatas, guru dapat
mengefektifkan penggunaaan serta
mengontrol kesalahan yang terjadi pada siswa.sehingga siswa dalam melaksanakan
tindakan berbicara dapat menghindari kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi.
D. Hubungan
menyimak dengan berbicara
Menyimak
dan berbicara merupakan kegiatan komunikasi dua arah yang langsung, merupakan
komunikasi tatap muka (Brooks, 1964:134). Keterkaitan antara berbicara dan
menyimak tersebut dapat terlihat pada hal-hal berikut.
(a) Ujaran (speech)
biasanya dipelajari dari menyimak dan meniru (imitasi) oleh karena itu, model
atau contoh yang di simak atau di rekam oleh sang anak penting dalam penguasaan
serta kecakapan berbicara.
(b) Kata-kata yang akan
dipakai dan dipelajari oleh sang anak biasanya ditentukan oleh perangsang
(stimulus) yang ditemuinya.
(c) Ujaran sang
anak mencermikan pemakaian bahasa di rumah dan dalam masyarakat tempatnya
hidup, hal ini terlihat nyata dalam ucapan, intonasi, kosa kata, penggunaan
kata-kata, dan pola-pola kalimat
(d) Anak yang masih
kecil lebih dapat memahami kalimat-kalimat yang jauh lebih panjang dan rumit
dari pada kalimat yang diucapkannya.
Dengan demikian, meningkatkan
keterampilan menyimak berarti pula membantu meningkatkan kualitas berbicara
seseorang.
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bahwa
dalam berbicara itu sendiri merupakan suatu cara manusia berkomunikasi, dimana
menjadi hal yang penting yang harus dimiliki oleh manusia umumnya.
Berbicara
adalah suatu cara manusia mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan
pikiran, gagasan dan perasaaan.
Dalam
meningkatkan kemampuan berbicara, diperlukan adanya strategi-strategi yang
mendukung. Dalam kamus besar bahasa Indonesia, strategi bermakna rencana yang
cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus.
Meningkatkan
kemampuan berbicara sangatlah penting dalam menunjang setiap aktifitas yang
ada. Kemampuan berbicara yang baik tentu akan mendukung kesempurnaan aktivitas
tertentu.
B. Kritik dan Saran
Dalam
menyusun makalah ini, kami menyadari banyak kesalahan yang terdapat di
dalamnya. Saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah
ini dikemudian hari.
DAFTAR PUSTAKA
Depdiknas. Kamus Besar bahasa
Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka, 2001
Sahara, Siti , dkk.Keterampilan
Berbahasa Indonesia. Jakarta : FITK PRESS, 2008
http://www.nclrc.org/essentials/speaking/stratspeak.htm
http://ajiezaenulamry.blogspot.com/2015/08/makalah-bahasa-indonesia-tentang.html
http://ajiezaenulamry.blogspot.com/2015/08/makalah-bahasa-indonesia-tentang.html
0 komentar:
Posting Komentar