BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Berbagai masalah ekonomi yang dihadapi oleh pemerintah
Indonesia sudah ada sejak dahulu, namun jenis dan karakternya selalu berubah.
Permasalahan tersebut mencapai puncaknya pada saat terjadi Krisis Ekonomi yang
diikuti oleh krisis-krisis lain. Berbagai permasalahan yang dihadapi oleh
pemerintah antara lain:
1.
Korupsi
2.
Kemiskinan
3.
Keterbelakangan
4.
Pengangguran
5.
Pemerataan
Pendapatan
6.
Standar
Hidup Yang Rendah
7.
Konflik
Sosial Ancaman Disentegrasi Negara
Disini
saya akan membahas salah satu masalah ekonomi, yaitu tentang kemiskinan.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa
yang dimaksud dengan Kemiskinan?
2.
Apa
itu Hakikat Kemiskinan?
3.
Apa
penyebab adanya Kemiskinan?
4.
Apa
dampak dari Kemiskinan?
5.
Bagaimana
cara mengatasai Kemiskinan?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Kemiskinan
Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi
ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat
berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh
kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap
pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan merupakan masalah global. Sebagian orang
memahami istilah ini secara subjektif dan komparatif, sementara yang lainnya
melihat dari segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya memahami dari sudut
ilmiah yang telah mapan. Kemiskinan menciptakan
generasi yang lemah dengan tingkat produktivitas rendah. Tingginya angka
kemiskinan merupakan beban bagi pemerintah juga akan mengganggu pembangunan
ekonomi.
Selama periode 1976-1996 (20 tahun, Repelita II-V) angka
kemiskinan Indonesia turun drastis dari 40% menjadi 11% yang dianggap cukup
menjadi pembenaran bahwa pertumbuhan ekonomi rata-rata 7% per tahun dalam
periode itu adalah faktor penentunya. Maka krismon 1997-1998 yang kembali
meningkatkan angka kemiskinan menjadi 24% tahun 1998 dengan mudah dijadikan
alasan kuat lain bahwa memang pertumbuhan ekonomi adalah segala-galanya.
B.
Hakikat Kemiskinan
Meski
kemiskinan merupakan sebuah fenomena yang setua peradaban manusia tetapi
pemahaman kita terhadapnya dan upaya-upaya untuk mengentaskannya belum
menunjukan hasil yang menggembirakan. Para pengamat ekonomi pada awalnya
melihat masalah kemiskinan sebagai “sesuatu” yang hanya selalu dikaitkan dengan
faktor-faktor ekonomi saja.
Hari
Susanto (2006) mengatakan umumnya instrumen yang digunakan untuk menentukan
apakah seseorang atau sekelompok orang dalam masyarakat tersebut miskin atau
tidak bisa dipantau dengan memakai ukuran peningkatan pendapatan atau tingkat
konsumsi seseorang atau sekelompok orang. Padahal hakikat kemiskinan dapat
dilihat dari berbagai faktor. Apakah itu sosial-budaya, ekonomi, politik,
maupun hukum.
Menurut
Koerniatmanto Soetoprawiryo menyebut dalam Bahasa Latin ada istilah esse (to
be) atau (martabat manusia) dan habere (to have) atau (harta atau kepemilikan).
Oleh sebagian besar orang persoalan kemiskinan lebih dipahami dalam konteks
habere. Orang miskin adalah orang yang tidak menguasai dan memiliki sesuatu.
Urusan kemiskinan urusan bersifat ekonomis semata.
C.
Penyebab Kemiskinan
Ada beberapa penyebab terjadinya kemiskinan, seperti:
1.
Penyebab
individual, atau patologis, yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari
perilaku, pilihan, atau kemampuan dari si miskin
2.
Penyebab
keluarga, yang menghubungkan kemiskinan dengan pendidikan keluarga
3.
Penyebab
sub-budaya (subcultural), yang menghubungkan kemiskinan dengan kehidupan
sehari-hari, dipelajari atau dijalankan dalam lingkungan sekitar
4.
Penyebab
agensi, yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari aksi orang lain, termasuk
perang, pemerintah, dan ekonomi
5.
Penyebab
struktural, yang memberikan alasan bahwa kemiskinan merupakan hasil dari
struktur sosial.
D.
Dampak Kemiskinan
Dampak
dari kemiskinan terhadap masyarakat umumnya begitu banyak dan kompleks.
1.
Pengangguran
2.
Kekerasan
3.
Pendidikan
4.
Kesehatan
5.
Konflik
sosial
E.
Mengatasi Kemiskinan
Ada
beberapa cara untuk membantu masyarakat dalam mengatasi kemiskinan, diantaranya
·
Bantuan
kemiskinan, atau membantu secara langsung kepada orang miskin. Ini telah
menjadi bagian pendekatan dari masyarakat Eropa sejak zaman pertengahan.
·
Bantuan
terhadap keadaan individu. Banyak macam kebijakan yang dijalankan untuk
mengubah situasi orang miskin berdasarkan perorangan, termasuk hukuman,
pendidikan, kerja sosial, pencarian kerja, dan lain-lain.
·
Persiapan
bagi yang lemah. Daripada memberikan bantuan secara langsung kepada orang
miskin, banyak negara
sejahtera
menyediakan bantuan untuk orang yang dikategorikan sebagai orang yang lebih
mungkin miskin, seperti orang tua atau orang dengan ketidakmampuan, atau
keadaan yang membuat orang miskin, seperti kebutuhan akan perawatan kesehatan.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kemiskinan
merupakan salah satu permasalahan ekonomi yang memiliki dampak buruk terhadap
kehidupan dan dapat di sebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar,
kemiskinan juga dapat menciptakan generasi yang lemah dengan tingkat
produktifitas rendah. Para pengamat ekonomi pada awalnya melihat masalah
kemiskinan sebagai sesuatu yang hanya selalu dikaitkan dengan faktor-faktor
ekonomi saja.
B.
Saran
Dalam
menyusun makalah ini, saya menyadari banyak kesalahan yang terdapat di
dalamnya. Saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah
ini dikemudian hari.
DAFTAR PUSTAKA
LKS Ekonomi Kelas X
https://id.wikipedia.org/
http://ajiezaenulamry.blogspot.com/2015/08/normal-0-false-false-false-en-us-x-none_19.html
http://ajiezaenulamry.blogspot.com/2015/08/normal-0-false-false-false-en-us-x-none_19.html
0 komentar:
Posting Komentar